Wisata Kete Kesu merupakan salah satu destinasi wajib bila Anda bermaksud melakukan perjalanan wisata di daerah Tana Toraja. Di sinilah semua tradisi Tana Toraja yang khas tersibak di hadapan Anda.
Bicara soal wisata Tana Toraja tentunya akan mengingatkan Anda akan tradisi pemakaman unik yang menjadi kebudayaan turun temurun dari suku besar asal Sulawesi Selatan ini.
Termasuk pula dengan tradisi bangunan unik yang menjadi ciri khas lain dari tradisi Tana Toraja. Wisata Kete Kesu menjadi destinasi terbaik untuk menikmati semua unikan khas dari Toraja tersebut.
Untuk mencapai lokasi wisata Kete Kesu Anda perlu melakukan perjalanan darat sekitar 20 menit menempuh jalur perbukitan di daerah utara Toraja. Hanya berjarak kurang lebih 5 km dari kota Rantepao, Toraja Utara.
Sebenarnya Kete Kesu adalah sebuah desa yang oleh pemerintahan setempat sengaja mempertahankan setiap sendi budaya dan tradisi Tana Toraja.
Selain untuk kepentingan pariwisata juga supaya kebudayaan khas dari Toraja tidak hilang terhempas perkembangan. Setiap hunian di desa adat ini tetap mempertahankan bentuk khas bangunan Tongkonan.
Sebagian besar rumah Tongkonan ini sudah bertahan secara turun temurun dan sudah berusia ratusan tahun. Setiap bangunan tampak mempertahankan originalitasnya untuk menjaga keberlangsungan tradisi.
Tongkonan sendiri merupakan bentukan rumah tradisional dari suku Toraja. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa bentuk atapnya yang meruncing ke atas seperti perahu tradisional.
Bagian atapnya menggunakan bahan daun rumbia sementara dindingnya terdiri dari penopang kayu berukir dan anyaman bamboo dengan pola corak ragam hias anyaman seperti bunga, kepala kerbau dan lain sebagainya.
Pada sisi muka rumah panggung ini terdapat tangga yang berhias jajaran tanduk kerbau. Tanduk kerbau sendiri menjadi simbol kejayaan, kekayaan dan kekuatan bagi suku Toraja.
Kerbau merupakan sebuah simbol kekuatan keluarga bagi suku Toraja. Kerbau biasa menjadi korban dan sajian makanan utama untuk setiap perhelatan besar baik itu pernikahan, kelahiran sampai kematian.
Desa wisata Kete Kesu ini menjadi bentuk museum hidup untuk Anda bisa melihat suasana desa desa Tana Toraja dengan tradisi kentalnya yang masih bertahan sejak dulu.
Tidak hanya dengan kehadiran deretan rumah Tongkonan, tetapi juga latar tebing berbatu yang ada di penghujung desa adat ini. Tebing inilah yang menjadi tempat pemakaman legendaris itu.
Sebuah tradisi Tana Toraja yang masih bertahan sampai sekarang, tradisi upacara pemakaman masyarakat Toraja sebagai wujud penghormatan mereka yang tinggi pada para leluhur.
Tradisi ini dilakukan dengan menyimpan setiap jenazah pada tempat yang tinggi. Jenazah masuk dalam peti peti kayu berjajar pada liang liang yang digali di ketinggian tebing Kete Kesu.
Menghampiri tebing ini akan memberi efek mistis dengan deretan peti peti kayu lapuk menyeruak di antara liang liang tebing. Terdapat patung patung dengan pakaian khas Toraja berjajar di depan liang menandakan identitas dari mereka yang dimakamkan di dalamnya.
Meski kini tradisi ini tak lagi berjalan, karena sebagian masyarakat Toraja sudah beralih dengan kuburan batu untuk melakukan pemakaman tentunya dengan tetap mempertahankan keluhuran budi dalam memperlakukan leluhur.
Tetapi setiap mumi yang tersimpan dalam liang liang ini masih terawat hingga kini. Upacara khusus bernama Ma’nene merupakan upacara untuk merawat jenazah jenazah tua ini yang perhelatannya berlangsung secara reguler.
Bila beruntung Anda bisa turut menyaksikan upacara penurunan jenazah dan perawatan ini pada kisaran akhir Agustus tiap tahun. Tentunya perhelatan rutin ini juga di desa wisata Kete Kesu ini.
Bila liburan ke Bali sudah terdengar biasa, sempatkan menyambangi desa wisata Kete Kesu ini. Temukan pesona tradisi masa lalu dari suku Toraja yang sarat keluhuran masa lalu.
Tidak ada komentar