Penyebab Gen Z Bisa Terjerat Hutang Piutang
Banyak gen z yang ternyata mudah terjerat hutang piutang baik melalui pinjaman online ataupun hutang secara langsung kepada orang terdekatnya.
Masih muda tetapi sudah mempunyai hutang memang ada? Tentu saja ada. Ada beberapa orang yang rela berhutang melalui bank maupun pada orang lain secara terpaksa karena ada kebutuhan yang mendesak, serta ada juga yang memang mempunyai niat ingin berhutang demi mewujudkan keinginannya.
Banyak gen z yang ternyata mudah terjerat hutang piutang baik melalui pinjaman online ataupun hutang secara langsung kepada orang terdekatnya, tidak ada yang salah dengan berhutang asalkan kita mampu mengembalikannya sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.
Top Headlines
- Tantangan Netizen Malaysia: Fakta Pahit atau Sekedar Ej...
- Manchester United: Klub Serba Salah yang Kerap Diolok-olok
- Stop Menormalisasikan Tindakan Kenakalan Pada Anak
- Read This Waspada! Efek Samping Minum Kopi Selama Haid yang Perlu Kamu Tahu
- Read This 10 Destinasi Wisata Alam, Budaya, dan Kuliner Terbaik di Sidoarjo
- offer Belanja Online Produk Indonesia di Indonesia Store aja! Click here
It's For You
Kini banyak sekali jasa yang menawarkan pinjaman online dengan syarat yang mudah dan cepat, pokoknya anti ribet deh dan bahkan dalam hitungan menit hingga jam saja dana pinjaman online sudah bisa dicairkan asalkan kita telah menyetujui ketentuan dan persyaratan dari pihak bank pinjaman online tersebut.
Banyak sekali anak muda atau gen z yang awalnya hanya sekedar iseng ingin mencoba pinjaman online dan pada akhirnya keterusan dan hingga bisa mengakibatkan dirinya terlilit hutang, selain itu berikut ini ada beberapa penyebab gen z bisa terjerat hutang piutang yang wajib kamu ketahui silahkan perhatikan penjelasan berikut ini.
Penyebab Gen Z Bisa Terjerat Hutang Piutang :
1. Terjebak Teknik Marketing
Seperti yang telah kita ketahui bahwa gen z ini lahir ditengah-tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, banyak sekali baik anak-anak hingga remaja yang lebih paham tentang teknologi dibandingkan dengan orang tua.
Oleh karena itu banyak sekali anak-anak hingga remaja yang lebih mengetahui terlebih dahulu sesuatu yang sedang menjadi trend, baik didalam maupun diluar negeri karena hanya melihat melalui smartphone saja, dibandingkan dengan orang tuanya yang masih belum paham tentang teknologi. Sehingga dari melihat sesuatu yang sedang trend di smartphone hal tersebut dapat membuat gen z memiliki keinginan untuk memiliki sesuatu yang sedang menjadi trend.
Misalnya ada model sepatu, celana, baju, jam, tas, handphone hingga motor dan mobil terbaru yang menawarkan design elegan dan mewah dengan harga yang relatif terjangkau.
Apalagi di era yang modern sekarang ini banyak sekali store yang menawarkan berbagai kemudahan pada calon pembelinya guna untuk menarik perhatian para pembeli, salah satunya dengan menawarkan produk yang bisa dicicil atau dikredit jadi meskipun belum mempunyai cukup uang untuk membeli produk kita bisa membawa pulang produknya dengan hanya membayar uang muka saja terlebih dahulu.
Tanpa berfikir panjang banyak sekali gen z yang tertarik dan terjebak dengan salah satu teknik marketing perusahaan ini.
2. Mengutamakan Gengsi
Gen z sangat mudah sekali terpengaruh oleh teman-temannya jika ada temannya yang baru saja membeli suatu barang yang menurutnya bagus pasti dia juga memiliki keinginan untuk bisa membeli barang yang serupa, apalagi jika barang yang diinginkan stoknya hanya terbatas pasti dia ingin segera pergi membeli barang tersebut di store karena takut kehabisan.
Meskipun belum mempunyai uang tetapi demi mendapatkan barang keinginannya biasanya dia rela berhutang pada temannya ataupun pada orang terdekatnya, meski sebenarnya barang yang diinginkan tidak terlalu penting untuk dirinya tapi demi bisa terlihat seperti temannya dia pun rela berhutang.
Berhutang demi menutupi gengsi merupakan kata-kata yang sudah tidak asing dan terlalu familiar di telinga. Rasa gengsi tidak memandang umur ada seusia anak-anak,remaja, dewasa hingga berumur pun bisa mempunyai rasa gengsi semua itu tergantung pada pola pikir pribadi masing-masing.
Rasa gengsi itu muncul karena berasal dari dalam diri sendiri misalnya iri pada orang lain sehingga memunculkan ambisi untuk menyamainya ataupun mengungguli nya tanpa menyadari batas kemampuannya, tak jarang banyak orang terjerat hutang karena demi menuruti perasaan ego dan menutupi gengsinya.
3. Kurang Bersyukur
Jika berbicara tentang gen z pasti tidak ada habisnya ada sebagian dari gen z yang terlalu sering melihat ke atas misalnya melihat kehidupan orang lain yang dirasa lebih beruntung daripada dirinya, hingga lupa melihat ke bawah untuk melihat bahwa masih banyak orang di luar sana yang kurang beruntung.
Berbicara tentang orang tua pasti gen z juga memiliki orang tua yang sebisa mungkin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bahkan orang tua rela banting tulang baik pagi, siang hingga malam tak kenal kata lelah dan menyerah demi mencukupi kebutuhan keluarga termasuk anak-anaknya dan demi anaknya mendapatkan kehidupan yang baik dan layak.
Namun karena sering melihat kehidupan orang lain yang menurutnya lebih baik darinya hal tersebut dapat menciptakan perasaan tidak bisa bersyukur, sehingga apa yang telah orang tuanya berikan selalu dirasa kurang.
Kalaupun gen z sudah bekerja namun tetap kurang memiliki rasa syukur maka penghasilannya pun akan dirasa kurang dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sehingga terkadang untuk mencukupi kebutuhan dan keinginan yang belum bisa dipenuhinya maka terpaksa melakukan pinjaman hutang.
4. Terlalu Bucin
Pasti kita sudah tau apa yang dimaksud dengan bucin yaitu budak cinta, bucin adalah sebutan bagi orang yang sedang kasmaran sehingga rela melakukan apapun untuk kebahagiaan pasangannya. Lalu apa hubungannya dengan penyebab gen z mudah terjerat hutang? Bisa dilihat di beberapa berita yang ada di televisi, koran maupun situs artikel ada banyak anak muda yang tergolong gen z rela menjual barang pribadinya hingga membayarkan hutang kekasihnya dengan cara gali lobang tutup lobang hingga menipu orang lain.
Dari kasus tersebut khususnya teruntuk gen z lebih baik fokus pada diri sendiri terlebih dahulu, fokuslah mencapai cita-cita. Jatuh cinta boleh-boleh saja asalkan akal sehat juga tetap harus dipakai dan pilihlah pasangan yang setara seperti saling mendukung untuk menjadi versi terbaik.
Jangan mau dimanfaatin oleh pasangan apalagi jika harus terlibat dalam masalah hutang, jika pasanganmu terlibat hutang biarlah dia yang bertanggung jawab atas hutangnya sendiri kecuali kalau sudah menikah itu baru boleh saling membantu.
Membahagiakan pasangan juga tidak harus selalu memberikan barang mahal hingga sampai rela berhutang pada pinjaman online dan orang lain, jika pasanganmu memang tulus mencintaimu pasti dia tidak akan menuntut kamu macam-macam.
Saat ini banyak anak generasi z yang masih pacaran saja sudah sering transfer pasangannya, tetapi semua itu balik lagi pada diri sendiri asalkan mampu dan tidak merasa dirugikan juga tidak masalah.
Teruntuk gen z jika bisa jangan sampai terpengaruh oleh media sosial dan gaya hidup orang lain ya, lebih baik hidup sederhana daripada bergaya tetapi mempunyai tanggungan hutang piutang karena hal tersebut hanya akan menambah beban kehidupan.
Share Your News on Netizen Indonesia
Got news to share? Post your stories, updates, and announcements on Netizen Indonesia and reach a wider audience. Join our community today and make your voice heard!
Disclaimer
Account Role
This article is posted by a reputable author, indicating that this account publishes content regularly and consistently. The content posted by this account is well-written and easily readable, making it enjoyable for readers. Profile
What's Your Reaction?