Artikel Berita

Fakta Dibalik Etano di BBM : Irit atau Malah Boros Bensin

Adanya kandungan etanol 3,5 persen di base fuel Pertamina membuat BP-Vivo membatalkan kesepkatanya untuk beli. Apakah betul adanya kandungan etanol ini membuat BBM tambah boros?

F TrianaF Triana
Tanggal: Oktober 9, 2025 | Lokasi: Indonesia
(Diperbaharui, Oktober 11, 2025 - 01:20)
 0  3
Fakta Dibalik Etano di BBM : Irit atau Malah Boros Bensin

Netizen Indonesia - Adanya kandungan etanol 3,5 persen di base fuel Pertamina membuat BP-Vivo membatalkan kesepkatanya untuk beli. Apakah betul adanya kandungan etanol ini membuat BBM tambah boros?

Kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta seperti BP, Vivo, dan Shell kehabisan stok. Melihat hal itu, pemerintah meminta SPBU swasta membeli BBM yang diimpor lewat Pertamina.

Artikel Penting

For You
Promosi: Belanja online murah dan mudah di Toko Netizen Indonesia aja! Klik disini!

BP dan Vivo mengurungkan niatnya untuk beli lantaran ditemukannya kandungan etanol 3.5%.

Secara teori etanol memliki beberapa keunggulan. Senyawa ini bisa menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dan suhu mesin menjadi lebih stabil.

Bahkan emisi gas buang dari BBM yang bercampur dengan etanol menjadi lebih redah dibandingkan dengan bensin murni. Sehingga tak heran banyak negara maju seperti Brasil dan Amerika serikat, sudah lama menggunakan etanol dicampuran bahan bakarnya.

Namun, etanol juga memiliki satu fakta menarik yang sering menjadi perhatian, yaitu etanol mempunyai kandungn energi yang lebih rendah dibandingan dengan bensin.

Pada satu liter etanol mengandung energi sebesar 30% lebih sedikit dari pada satu liter bensin murni. Ini artinya, untuk menempuh satu jarak yang sama,jika kadar etanolnya tinggi maka kendaraan lebih butuh banyak bahan bakar.

Contohnya, kendaraan yang biasa menempuh 12 km/liter menggunakan bensin murni, mungkin hanya mampu menempuh sekitar 11 km/liter dengan BBM campuran etanol. Akan tetapi perbedaa ini sangat tergantung dengan jenis mesin, proporsi campuran etanol serta kualitas penyetelan kendaraaan.

“Secara tekknis, kendaraan yang menggunakan campuran etonol memang sedikit lebih boros,tergantung kadar campurannya”Ujar Analis Energi Universitas Indonesia, Andi Prasetyo. “Akan tetapi selisihnya tidak besar terutama jika mesin kendaraaan modern sudah dilengkapi system pembakaran elektroni.”

Beberapa kendaraan modern yang dirancang untuk bahan bakar fleksibel bisa menyesuaikan pembakaran secara otomatis. Sehingga perbedaan efeisiensi menjadi kecil.

Akan tetapi pada kendaraan lama yang belum dioptimalkan untuk etanol bisa mengalami penurunan performa atau konsumsi BBM menjadi lebih tinggi.

Walaupun efisiensi energi sedikit menurun, etonol menawarkan sejumlah keunggulan lain. Pada pembakaran etanol lebih bersih. Hal ini menjadikan endapan karbon pada mesin berkurang. Jadi membuat ruang bahan bakar awet serta mengurangi biaya perawatan jangkan Panjang.

“Etanol bersifat membersihkan, jadi residu di system bahan bakar bisa berkurang. Efeknya positif untuk mesin jika digunakan secara konsisten “Kata Dwi Hartono, teknisi ortomatif Jakarta.

Yang kedua, etanol merupakan bahan bakar terbarukan. Ini artinya produsinya bisa berkelanjutan selama bahan bakunya tersedia. Untuk membuat bioetanol diperlukan antara lain tebu,singkong atau limbah pertanian. Indonesia kaya akan hal itu. Ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

“Etanol adalah hasil fermentasi dari bahan-bahan seperti tebu, jagung ataupun singkong. Setelah diproses Etanol digunakan sebagai campuran BBM yang bisa meningkatkan kualitas pembakaran dan mengurangi polusi udara,” ujar Taufik Kurniawan, Area Manager Communication, Relation And CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah-DIY.

Bukan hanya itu saja, etonol memiliki angka oktan yang lebih tinggi yang membuat pembakaran lebih sempurna dan emisi lebih responsif.Teruma pada kendaraan dengan rasio kompresi tinggi.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, BBM beretanol tidak selalu lebih irit, namun menawarkan keuntungan lain yang tak kalah penting yaitu, pembakaran lebih bersih, emisi lebih rendah serta sumber energi yang berkelanjutan.

Dengan perkembangan teknologi mesin dan peningkatan efisiensi produksi bioethanol,perbedaan konsumsi bahan bakar di masa depan bisa semakin kecil.

Pada akhirnya “irit dan boros”mungkin bukan lagi hal yang utama, melainkan bagaimana etanol menjadi jembatan transisi energi hijau di Indonesia.

(Diperbaharui: )

Bagikan Informasi dan Opinimu di Netizen Indonesia!

Punya informasi menarik tentang sekitarmu? Mari bagikan di Netizen Indonesia baik itu isu penting, atau kejadian penting lainnya. Hubungi kami melalui WhatsApp atau email, atau posting secara langsung di situs web kami. Bersama-sama, mari kita viralkan informasimu ke halaman depan.


Bagaimana Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow