Jejak Leluhur: Mengungkap Keindahan Tari Keket dan Ngetung Batih
Tari Keket dari Situbondo dan Ngetung Batih dari Trenggalek. Kedua tradisi ini tidak hanya menggambarkan nilai-nilai budaya yang tinggi tetapi juga menjadi cara masyarakat setempat untuk merayakan dan melestarikan warisan nenek Moyang
Netizen Indonesia - Indonesia dikenal dengan keberagaman budaya dan tradisinya yang kaya, yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat dari berbagai daerah.
Dua di antaranya adalah Tari Keket dari Situbondo dan Ngetung Batih dari Trenggalek. Kedua tradisi ini tidak hanya menggambarkan nilai-nilai budaya yang tinggi tetapi juga menjadi cara masyarakat setempat untuk merayakan dan melestarikan warisan nenek moyang mereka.
Top Headlines
- Sebab Ken Arok Jatuh Cinta Terhadap Ken Dedes
- Mengapa PKI dan Komunis di Seluruh Dunia Identik dengan...
- Sejarah Kyai Haji Ahmad Sanusi, Pahlawan Islam Penentan...
- Read This Stop Iklan Mengganggu di HP! Begini Cara Mengatasinya
- Read This Mahasiswa UMM Berhasil Ciptakan Sirup Temulawak, Solusi Baru untuk Asam Urat
- offer Belanja Online Produk Indonesia di Indonesia Store aja! Click here
It's For You
Tari Keket: Tradisi Syukur dari Situbondo
Situbondo, sebuah daerah di Jawa Timur, terkenal dengan berbagai destinasi wisata alamnya. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa daerah ini juga memiliki kekayaan budaya yang patut dilestarikan, salah satunya adalah Tari Keket, dikutip dari detik.com.
Tari ini adalah bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah, dan biasanya ditampilkan di tempat terbuka seperti lapangan.
Dalam tradisi Tari Keket, dua penari akan berhadapan dan saling berusaha menjatuhkan satu sama lain menggunakan kekuatan tubuh. Secara konsep, Tari Keket mirip dengan Sumo di Jepang, di mana para penari melingkarkan lengan ke tubuh lawan dan mencoba menekan lawan sampai terjatuh.
Gerakan ini tidak hanya menunjukkan kekuatan fisik tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat bahwa melalui kekuatan, ketahanan, dan kerja keras, keberhasilan dapat diraih.
Seiring waktu, Tari Keket telah menjadi simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat Situbondo. Setiap gerakannya mencerminkan kekuatan komunitas yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Tradisi ini juga menjadi cara bagi masyarakat untuk mengenang dan menghormati leluhur mereka yang telah memberikan ajaran tentang pentingnya kerja keras dan rasa syukur.
Ngetung Batih: Tradisi Kekeluargaan dari Trenggalek
Beralih ke Trenggalek, sebuah daerah yang juga terletak di Jawa Timur, di mana terdapat tradisi Ngetung Batih. Dalam bahasa Jawa, "Ngetung Batih" berarti menghitung keluarga, yang mencerminkan harapan agar setiap anggota keluarga dapat berkumpul dan membawa keberkahan serta kemudahan dalam mencari rezeki.
Ngetung Batih biasanya dilaksanakan bertepatan dengan penanggalan tahun baru 1 Muharram atau yang lebih dikenal dengan sebutan 1 Suro oleh masyarakat Kecamatan Dongko, Trenggalek.
Rangkaian kesenian ini diawali dengan kirab dayang-dayang yang membawa "takir plontang," yaitu makanan yang disajikan dalam mangkuk daun.
Mereka juga membawa tumpeng, sebuah nasi berbentuk kerucut yang biasanya melambangkan rasa syukur dan harapan, dari jalan raya Dongko menuju pendapa kecamatan.
Setelah kirab, acara dilanjutkan dengan upacara murwakala, yaitu doa bersama agar masyarakat dijauhkan dari marabahaya.
Doa ini merupakan bentuk permohonan perlindungan dan harapan agar tahun yang baru membawa keberuntungan dan kesejahteraan. Selain itu, dayang-dayang yang terlibat dalam prosesi ini dipercaya sebagai simbol anggota keluarga yang hadir, yang juga menjadi harapan agar keluarga tetap utuh dan harmonis.
Tradisi Ngetung Batih tidak hanya menjadi momentum untuk berkumpulnya keluarga tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga dan komunitas.
Kehadiran setiap anggota keluarga dalam tradisi ini dianggap sangat penting, karena mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Trenggalek. Selain itu, prosesi ini juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga silaturahmi dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Melestarikan Warisan Budaya
Kedua tradisi ini, baik Tari Keket maupun Ngetung Batih, adalah contoh nyata bagaimana masyarakat Indonesia menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka. Melalui tradisi-tradisi ini, nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan rasa syukur terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang mampu menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Pentingnya melestarikan tradisi seperti Tari Keket dan Ngetung Batih tidak hanya terletak pada nilai-nilai budaya yang dikandungnya, tetapi juga pada kemampuan tradisi ini untuk menyatukan masyarakat dalam kebersamaan dan kekeluargaan.
Dengan menjaga dan mempromosikan tradisi ini, kita tidak hanya menghormati leluhur kita tetapi juga memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan relevan bagi generasi yang akan datang.
Sebagai penutup, Tari Keket dan Ngetung Batih adalah dua dari banyaknya tradisi yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
Melalui kedua tradisi ini, masyarakat Situbondo dan Trenggalek tidak hanya merayakan hasil panen atau berkumpul dengan keluarga, tetapi juga menjaga warisan nenek moyang mereka agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. Bagi mereka, tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah identitas yang harus dijaga dan dilestarikan.
Share Your News on Netizen Indonesia
Got news to share? Post your stories, updates, and announcements on Netizen Indonesia and reach a wider audience. Join our community today and make your voice heard!
Disclaimer
Account Role
This article has been posted by the Admin, in this blog content is fully trusted. Profile
What's Your Reaction?