Mengenal Toxic Parenting Dampak Buruk bagi Kesehatan Mental Anak
Toxic parenting merupakan salah satu pola asuh di mana orang tua menunjukkan sikap dan perilaku yang tanpa sengaja dapat mempengaruhi perkembangan dalam emosional dan psikologis anak
Toxic parenting merupakan salah satu pola asuh di mana orang tua menunjukkan sikap dan perilaku yang tanpa sengaja dapat mempengaruhi perkembangan dalam emosional dan psikologis anak. Akibatnya anak dapat mengalami berbagai dampak negatif dalam jangka yang panjang pada kesehatan mental dan hubungan sosial mereka di masa depan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang toxic parenting berikut ini terdapat beberapa contoh dan dampak dari toxic parenting yang perlu orang tua ketahui, agar bisa menjadi pembelajaran dan tidak terulang lagi. Simaklah penjelasan berikut ini dengan seksama.
Contoh-contoh Toxic Parenting :
1. Mengabaikan Anak
Salah satu bentuk toxic parenting adalah sadar atau tidak telah mengabaikan anaknya biasanya hal ini bisa terjadi karena orang tuanya sibuk dengan urusan pribadi maupun pekerjaannya, dampaknya ketika orang tua tidak memberikan perhatian dan dukungan emosional yang diperlukan anak, maka anak merasa tidak dihargai dan dapat mengembangkan rasa rendah diri dalam waktu yang panjang.
2. Suka Mengkritik Anak
Suka mengkritik anak secara berlebihan merupakan bentuk toxic parenting yang paling umum dan sering orang tua lakukan. Terkadang anak-anak yang sering mendapatkan kritikan negatif baik dari segi penampilan, prestasi, atau cara berinteraksi mereka dapat merasa tertekan dan mengurangi rasa kepercayaan dirinya.
Contohnya, jika seorang anak selalu dibandingkan dengan temannya ataupun saudara kandungnya yang lebih berprestasi darinya, anak akan mudah merasa selalu kalah hingga parahnya sampai kehilangan motivasi untuk berusaha melakukan yang terbaik.
3. Orang Tua Terlalu Mengekang
Terlalu mengontrol anak secara berlebihan juga merupakan salah satu tanda toxic parenting. Orang tua yang selalu merasa perlu mengatur setiap aspek kehidupan anak, mulai dari pertemanan anak hingga pilihan karir masa depan ternyata dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Sebagian remaja yang kurang diberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri atas kehidupannya terkadang sering merasa terjebak dan tidak mampu menghadapi tantangan kehidupan. Akibatnya, kehidupannya selalu bergantung pada orang lain karena selain susah membuat keputusan juga tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri.
4.Pola Perilaku Negatif
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan pola perilaku negatif misalnya orang tua yang sering minum-minuman keras karena kecanduan alkohol atau narkoba, maka anak dapat mengalami dampak yang sangat merugikan.
Ketika orang tua tidak mampu mengelola emosi dengan baik maka biasanya orang tua akan cenderung menunjukkan perilaku negatif seperti mudah marah hingga merusak barang yang ada didekatnya, akibatnya anak bisa saja suatu saat mengikuti perilaku negatif orang tuanya karena sikap anak cenderung menirukan orang tuanya.
Dampak Toxic Parenting pada Anak
Toxic parenting dapat menyebabkan berbagai masalah yang signifikan bagi perkembangan anak. Berikut adalah beberapa dampak utama yang mungkin dapat dialami oleh anak:
1.Kesehatan Mental Terganggu
Sebagian anak-anak yang pernah mengalami toxic parenting akan mudah mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Pengalaman negatif yang dialami anak apalagi jika dari masa kecilnya maka dapat mempengaruhi cara mereka memandang dan berinteraksi dengan dunia di sekitar maupun luar.
2. Tidak Bisa Mengandalkan Diri Sendiri
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan toxic parenting terkadang akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa dewasanya nanti, akibat rasa tidak percaya dan ketidakmampuan untuk mengandalkan diri sendiri karena dari kecil selalu dimanja atau diatur oleh orang tuanya.
3. Meniru Perilaku Orang Tua
Anak-anak sering kali meniru perilaku orang tua mereka jika anak bertumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan konflik atau perilaku negatif, maka anak bisa saja suatu saat akan mengulangi pola tersebut dalam hubungan mereka sendiri saat telah berkeluarga nantinya. Hal ini bisa menciptakan siklus negatif yang sulit untuk terputus.
4. Kesulitan Mengontrol Emosi
Anak-anak yang tidak diajarkan cara mengontrol emosi yang sehat dalam menghadapi suatu masalah akan cenderung bertumbuh menjadi orang dewasa yang tidak siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang telah menantinya. Karena tidak mempunyai keterampilan mengelola emosi dengan baik anak akan mudah merasakan stress hingga depresi.
Dengan meningkatkan kesadaran tentang toxic parenting, diharapkan orang tua dapat mengubah perlakuan mereka dari perlakuan yang negatif ke positif dengan anaknya dan mulailah menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung perkembangan anak.
Bagikan Informasi dan Opinimu di Netizen Indonesia!
Punya informasi menarik tentang sekitarmu? Mari bagikan di Netizen Indonesia baik itu isu penting, atau kejadian penting lainnya. Hubungi kami melalui WhatsApp atau email, atau posting secara langsung di situs web kami. Bersama-sama, mari kita viralkan informasimu ke halaman depan.
Disclaimer:
Account Role admin
Jika kamu menyukai berita ini, jangan lupa untuk membagikannya kepada teman kamu yang lain. Jangan lupa juga untuk menyukai dan mengikuti halaman Facebook Netizen Indonesia. Profil
Bagaimana Reaksimu?
Netizen
Tentang Saya
Admin hanya orang biasa yang kebetulan suka membuat website dan telah mengelola puluhan website dengan berbagai niche.
