Tantangan Netizen Malaysia: Fakta Pahit atau Sekedar Ejekan?
Di era digital yang semakin terkoneksi, netizen sering kali terlibat dalam perdebatan sengit di dunia maya. Baru-baru ini, netizen Indonesia kembali terlibat dalam adu argumen dengan netizen dari negara jiran, Malaysia.
Netizen Indonesia - Di era digital yang semakin terkoneksi, netizen sering kali terlibat dalam perdebatan sengit di dunia maya. Baru-baru ini, netizen Indonesia kembali terlibat dalam adu argumen dengan netizen dari negara jiran, Malaysia.
Topik yang menjadi perbincangan hangat adalah perolehan medali olahraga Indonesia dibandingkan dengan populasi negara. Pertanyaan dari netizen Malaysia mengenai prestasi Indonesia ini tampaknya memancing emosi banyak pihak.
Top Headlines
- Jangan Ragu Memulai Kuliah di Usia yang Tidak Lagi Muda
- Remaja dalam Jerat Narkoba
- Keunikan Netizen Indonesia Fenomena Media Sosial
- Read This Penyebab Gen Z Mudah Mengalami Perubahan Suasana Hati
- Read This Santorini-nya Malang: Kampung Biru Arema Menawan Hati
- offer Belanja Online Produk Indonesia di Indonesia Store aja! Click here
It's For You
Namun, apakah kritik tersebut benar-benar hanya sekadar Fakta Pahit atau Sekedar Ejekan?
Selama bertahun-tahun, Indonesia telah membuktikan bahwa atlet-atletnya memiliki kemampuan yang tak kalah dengan negara-negara lain, dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID.
Contohnya, Veddriq Leonardo, seorang atlet panjat tebing, berhasil meraih medali emas dengan mengalahkan pesaing dari Amerika Serikat dan Cina.
Prestasi ini menunjukkan bahwa atlet Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara yang memiliki tradisi olahraga kuat.
Rizky Juniansyah, seorang atlet angkat besi, juga mempersembahkan medali emas sekaligus memecahkan rekor dunia pada kelasnya.
Ini membuktikan bahwa anak-anak Indonesia memiliki kekuatan dan kecerdasan yang setara dengan bangsa-bangsa lain. Namun, mengapa perolehan medali Indonesia di ajang internasional, seperti Olimpiade, tidak sebanyak yang diharapkan?
Hubungan Antara Prestasi Olahraga dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Vanu Som dari Universitas Gandhinagar di India menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara prestasi olahraga suatu negara dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Artinya, semakin tinggi prestasi olahraga sebuah negara, semakin tinggi pula IPM-nya. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Sport Sciences for Health, Chandra membandingkan perolehan medali Olimpiade dari berbagai negara dengan IPM mereka selama tahun-tahun Olimpiade tersebut.
Mari kita lihat bagaimana hal ini berlaku untuk Indonesia. Pada Olimpiade Sydney 2000, Indonesia berada di peringkat ke-38 dengan perolehan satu emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Ini adalah salah satu capaian terbaik kontingen Indonesia, yang bertepatan dengan puncak tertinggi IPM Indonesia. Pada tahun 1999, IPM Indonesia berada di urutan ke-105 dunia. Setahun setelah Olimpiade, IPM Indonesia naik ke urutan ke-102.
Namun, prestasi ini tidak selalu konsisten. Pada Olimpiade Athena 2004, meskipun Indonesia membawa pulang empat medali, IPM Indonesia justru turun ke urutan ke-111.
Sebaliknya, pada Olimpiade Beijing 2008, prestasi Indonesia membaik dengan satu emas, satu perak, dan empat perunggu, sementara IPM Indonesia juga mengalami sedikit kenaikan ke urutan ke-107 dunia.
Tren Penurunan IPM dan Prestasi Olahraga
Namun, setelah tahun 2011, IPM Indonesia mengalami penurunan tajam, dari urutan 108 dunia pada 2010 ke urutan 124 dunia pada 2011.
Hal ini terlihat jelas pada prestasi Indonesia di Olimpiade London 2012, di mana Indonesia hanya mampu membawa pulang dua perak dan satu perunggu, tanpa emas satupun, dan menduduki peringkat ke-60.
Di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Indonesia berhasil meraih satu emas dan dua perak, bertengger di posisi ke-46, dengan IPM Indonesia berada di urutan ke-111.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia berada di posisi ke-55 dengan satu emas, satu perak, dan tiga perunggu, sementara IPM Indonesia tetap berada di urutan ke-111 dunia dengan poin 72,8 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari 2020 hingga 2024, meskipun ada peningkatan tipis dalam poin IPM Indonesia dari 72,8 ke 74,4, posisinya di dunia justru turun ke posisi 112. Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia memang berhasil meraih dua emas, tetapi total medali yang didapat hanya tiga, dengan satu perunggu.
Melihat data ini, ada benarnya jika netizen Malaysia mengkritik prestasi Indonesia di ajang internasional. Memang, secara atletis, Indonesia memiliki banyak talenta yang mampu bersaing di panggung dunia.
Namun, prestasi di Olimpiade dan ajang internasional lainnya tidak hanya bergantung pada kemampuan atlet semata, tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti ekonomi dan pembangunan manusia.
Jadi, saat sindiran dari netizen negara jiran itu membuat kita marah, mungkin kita perlu merenung sejenak. Jangan-jangan, faktanya memang pahit, dan ada pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan demi meningkatkan prestasi olahraga kita di masa depan.
Share Your News on Netizen Indonesia
Got news to share? Post your stories, updates, and announcements on Netizen Indonesia and reach a wider audience. Join our community today and make your voice heard!
Disclaimer
Account Role
This article has been posted by the Admin, in this blog content is fully trusted. Profile
What's Your Reaction?